Judulnya sih hidden


*Kalau biasanya gue nulis blog ini penuh dengan kegoblokan, kali ini akan sedikit berbeda. Gue nulis dengan bahasa yang sedikit serius dan penuh dengan ke-lebay-an*

Bekasi, 23 Desember 2012 (5 hari sebelum terbang ke Sumatera Utara)

Gue perempuan yang lahir tanggal 20 September 1988. Terlahir sebagai cewe virgo ada beberapa hal yang elo semua perlu tau (apalagi khusus untuk cowo-cowo yang lagi pada ngedeketin cewe virgo). Sekedar tips aja, cewe virgo itu: perfeksionis, punya standar dalam hidupnya, intelektual, dan biasanya pake perasaan banget.

Gue mau bahas tentang perasaan ini.

Gue pernah cerita di postingan sebelumnya pas lebaran, ada seorang laki-laki yang dateng di dalam hari-hari gue secara mengejutkan. Memang, tidak secara detail gue paparkan disana, kayak tinggi, makanan kesukaan, hobi, suka hang out apa engga, kalo suka hang out ya dimana tempatnya, terus anaknya siapa, ranking di sekolah nya pas SD dulu berapa, nomor beha atau celana dalem mungkin? (Mungkin ini ‘edisi spesial’ kali yah, hhaha). Kita kenal udah lumayan lama, bahkan gue sendiri lupa kapan tepatnya. Dua kali kita ketemu, hanya ini aja yang gue inget dan for sure ini yang paling gue inget. Kita ketemu nya pun juga memang ngga lama dan ngga pernah direncanain sebelumnya, hanya sebentar. Tipikal ‘just to know’ dan networking aja.

Sampai pada suatu saat dimana gue bertemu dia lagi dalam media yang berbeda. Kecanggihan teknologi sekarang ini tuh bikin hidup mudah dan atau kebalikannya menurut gue sih. Suka-suka si teknologi dan gue sendiri deh, kalo untuk gue sih selalu positif nya ajalah ya. Hemmm, disini cerita dimulai.

Gue awalnya hanya menganggap perjumpaan di media yang berbeda ini sebagai ajang untuk memperkenalkan diri gue sebagai wanita yang lagi mencari seorang laki-laki. Dia pun juga dengan gaya bahasa yang menunjukkan bahwa akan membantu gue dalam misi mencari seorang laki-laki selain dirinya. Kita ngobrol dalam media teknologi ini dengan puncak di Gunung daerah Jawa Barat mungkin. Keren. Sampai pada hari kedua setelah perjumpaan melalui media teknologi ini, gue mengendus dengan indera percintaan bahwa ada hal aneh dengan gaya dan gimana kita ‘memandang’ satu sama lain nih. Gue merasa, ini bukan hal biasa, ini kayak martabak langganan nyokap, spesial.

Dulu banget pas SMA, gue pernah suka sama cowo di kelas yang berbeda. Gue berkomunikasi sama cowo ini layaknya anak SMA pada saat itu yang lagi hits dengan SMS-an. Selama dan udah 2 minggu lebih kita SMS-an, ngga ada hasil. Seperti matematika dan fisika buat gue, ini itu bikin bingung dan ngga ngerti sama sekali. Selidik punya selidik, ternyata emang ini cowo itu baik banget sama semua cewe yang ada di dalam hidupnya dia. Gue pun salting dengan makanin semua batagor dan rujak depan SMA dengan ngga bayar. Salah sinyal dan gerobak.

Ngga mau hal ini terulang lagi dalam hidup gue.

Pertanyaan jitu itu pasti ada!! (Ini yang gue yakini). Gue pun menanyakan apa yang gue rasain dalam hati dan semua pemikiran dalam keterhubungan ini sama dia. Surprisingly, ternyata apa yang gue rasakan semua itu benar. Kayak sancai lagi nanya sama si a’se kalo dia beneran ngedeketin apa gimana dan si a’se bilang, “engga!! Gue cuma kayak gini sama lo aja. Gue ngerasa ada yang beda sama kita.” Maksudnya, spesial. Hemm, gue pun langsung disorientasi mendadak. Ngga ada petunjuk arah. Hutan. HUTAN.

Di dalam hutan ini, semakin hari semakin indah. Semakin lama semakin gue masukkan semua itu ke dalam otak gue dan nyangkut hanya sampai di tenggorokan. Peredaran setelah tenggorokan itu gue paksakan untuk berhenti. Gue stop. Sengaja. Selama hampir 3 minggu yang gue lakukan hanya bermain diatas tenggorokan aja. Sampe akhirnya, numpuk semua di kepala. Mungkin ini mirip kayak jaman-jaman SMA pas sesi UTS. Sensasi yang muncul ngga langsung dari hati, tapi dari pikiran-pikiran gue sendiri. Gue memotong perjalanan indah dari hati ke dalam kepala ini, ke seluruh anggota tubuh dan bahkan sampai ke tali-tali kecil yang menghubungkan syaraf-syaraf dalam badan gue.

Gue sampe pada pagi hari di Kota Bekasi setelah kembali dari perjalanan silaturahmi di Bandung. Gue mengalami satu hal yang cukup bikin pusing. Bayangin kalo kalian keluar rumah dan diluar lagi panas banget, tiba-tiba masuk ke dalam rumah dan mendadak penglihatan kayak memudar. Memang ngga kayak matahari yang tiba-tiba menghilang ketutup awan. Tapi mirip kayak senja yang dilihat dari Kuta,Bali. Perlahan dari terang menjadi berkurang terang nya dan berakhir ke malam.

Hampir 4 bulan.

*earplug* Bunga Citra Lestari – Cinta Sejati (OST. Habibie & Ainun)

Di malam ini, gue basahin bantal kesayangan. Mengalir gitu aja dari mata, pipi, sedikit kena ke bibir, dan berakhir dengan bantal ini yang empuk dan nyaman banget. Kenangan dari cinta menemui cinta terlintas jelas. Ini yang namanya cinta? Ternyata simple. Menerimanya saja. Jujur. Cinta datang dari sebuah penerimaan, kejujuran, dan keterbukaan.

Pemotongan jalan indah yang gue lakuin 4 bulan yang lalu dan berujung hanya sampai di tenggorokan, sekarang lagi memainkan permainannya. Harga yang harus gue bayar. Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta semua berlagu.

Hanya ada 1 pinta gue:
Ijinkan gue untuk ngungkapin semuanya sama dia, gue jatuh cinta sama dia.

#5 hari sebelum gue berangkat ke Sumatera Utara, 5 huruf untuk hari ini, CINTA. Perfect.

Salam teknologi,

Tinggalkan komentar